Sabtu, 31 Desember 2016

Sebuah Sajak Puisi





Tentangmu




Bersimpuh di hadapanmu

Tak ada kata dapatku ucap

Khusuk ku pada syarat makna yang kau ucap

Terdiam..

Sendiri..

Mencoba mengeja apa yang ku rasa

Cukupkah mata ini menggambarkan?

Sedang lisanku kelu untuk bicara

Sudahkah kau mengerti?

Aku tak pernah tau

Bahwa tentangmu

Selalu ku mengeja hakikat

C.I.N.T.A

Tangerang selatan, 10 Desember 2016

Senin, 18 Januari 2016

Sebuah perjalanan rasa



Assalamualaikum cinta
Hiksss…hiksss…., serentak shinta langsung memelukku ketika aku berhadapan dengannya “dinaaaa”ujaarnya sambil memelukku erat. “kamu kenapa shinnn, udah masuk dulu yukk” sambil mengajaknya ke kamarku. Sudah aku duga pasti semua ini karena Dion anak baru di sekolahku yang kini telah memenuhi hati shinta. Ternyata benar dugaanku Dion mempunyai kekasih lagi selain shinta, shinta tidak bisa marah ataupun kesal padanya dia malah bilang kalau Dion gak salah tapi aku yang salah karena Fani (kekasih dion) dia jauh lebih cantik dari aku. Aku bingung dengan cinta apakah seperti itu yang namanya cinta? masih saja membela ketika Dion salah bahkan menyalahkan dirinya sendiri, cukuplah bagiku shinta menangis sangat deras malam ini dan segala pembelannya kepada Dion yang sudah jelas dia yang salah.
Matahari kembali terbit burung burug berkicauan dengan riang di pagi hari apalagi kicauan mamah yang sangat merdu membangunkan aku sholat shubuh, seperti biasa aku bangun jam 5 a.m, segera aku ambil air wudhu dan sholat kemudian siap-siap untuk berangkat ke sekolah. Mamah tidak pernah lupa membawakan bekal walaupun aku sudah 3 sma. Aku berangkat mengunakan sepedaku untuk menghemat biaya dan sekaligus olah raga. Shinta yang biasannya  di jemput Dion sekarang dia berangkat sendiri sama sepertiku naik sepeda. Aku rindu sekali moment seperti ini karena kami sudah lama tidak berangkat bareng seperti dulu sejak shinta mempunyai teman bernama Dion,  aku senang karena aku dan shinta sudah bisa tertawa bersama lagi.
Semenjak aku dewasa, banyak orang yang mengatakan bahwa cinta itu indah. Katanya merasakan jatuh cinta itu wajar, tapi aku masih belum percaya akan cinta yang dimaksudkan shinta. Aku masih saja teguh dengan pemikiranku bahwa jatuh cinta itu sakit bahkan sangat menyakitkan sampai waktu belajar terkorbankan karena memikirkan orang yang tidak penting sama sekali. Shinta sering kali bicara padaku jangan seperti itu, karena suatu saat kamu akan tahu bagaimana rasanya jatuh cinta mungkin sakit tapi menguatkan loh membuat kita lebih dewasa menghadapi permasalahan. Terus kenapa kamu nangis karena cinta? Cinta itu ngga bisa di gambarkan atau di jelaskan dengan kata-kata Karena hakekat cinta datang dari hati yang sangat tulus bukan dari gambaran nafsu yang menilai dari paras wajah ataupun fisik. Aku bersyukur  Allah telah mengenalkan aku pada Dion  dan memberi tahu aku bahwa dia bukan orang yang baik seperti aku duga di awal kita berkenalan dulu. Orang yang begitu ramah, sopan, baik, pintar seolah dia adalah malaikat yang datang di hadapanku. Ketika aku bersamanya selalu saja membaut aku terpana oleh karisma yang ada dalam dirinya, tapi sekarang  aku mengerti bahwa bukan Dion yang terbaik untukku. Aku hanya menganguk untuk memberikan isyarat bahwa aku setuju dengan pendapat shinta. Shinta kembali bertanya kepadaku “kapan kamu akan membuka pintu hatimu?” aku hanya menjawab kalau Allah sudah mempertemukan aku dengan orang yang baik menurut-NYA.
Semenjak hari itu shinta terlihat lebih dewasa dalam menghadapi pergulatan hati yang setiap kali dia rasakan ketika bertemu dengan Dion dan kekasih barunya yang bernama Fani.  Tak terasa bukan kami sudah menyelesaikan pendidikan di bangku SMA begitu banyak kenangan di sini  saksi bisu perjalanan kami adalah gedung sekolah berwarna biru dengan banyak karya seni di setiap tembok tembok belakang sekolah yang sering di gunakan anak sekolah kami menuangkan kreatifitasnya lapangan sekolah yang luas dengan warna rumput gajah hijau yang asri.
Shinta untuk pertama kalinya bertanya, bagaimana menurutmu tentang cinta? Aku hanya menjawab cinta itu suatu sinergi yang sangat kuat sehinga membuat seseorang yang lemah menjadi kuat yang bisu hinga dapat berbicara dan si tuli dapat mendengar. Shinta kaget dengan jawabanku yang begitu puitis seperti sedang jatuh cinta. Aku hanya tersenyum manis seraya menjawab pertanyaan shinta “aku bukan sedang jatuh cinta tapi aku baru menyadarinya bahwa selalu ada sinergi yang meguatkan aku ketika aku benar benar rapuh waktu aku mencintai makhluk-NYA jujur aku juga pernah menyukai Dion sama sepertimu shinta dan kalau boleh jujur aku sangat sedih ketika kamu jalan sama Dion, hati aku sakit. Tapi semua itu aku simpan dalam hatiku dan aku ceritakan semuanya sama Allah sang pemilik hati agar hatiku bisa tenang seperti dulu aku tidak pernah mengenal Dion. Kamu hebat dan ternyata kamu lebih dewasa ya dari aku soal cinta “kata shinta” dan aku hanya membalasnya dengan senyum.